Maret 2018 Buka Pendaftaran, SMAN Taruna Angkasa Tempati SMAN 3 Kota Madiun

SURYA.co.id | SURABAYA – SMAN Taruna Angkasa, sekolah taruna yang akan didirikan pemprov Jatim akan ditempatkan di SMAN 3 Kota Madiun.

Kepala Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Saiful Rachman menjelaskan pada sekolah tersebut saat ini telah tersedia asrama untuk fasilitas boarding school. Selama menjalani masa pendidikan, siswa akan diasuh secara langsung oleh sekitar 15 anggota dari TNI AU.

“Tahun pertama ini kami terima dulu sekitar 200 siswa baru. Sedangkan siswa yang saat ini duduk di kelas X dan XI akan mengikuti masa adaptasi. Tapi sebelum itu, orangtua wali murid akan kita ajak bicara untuk meminta persetujuan,” tutur Saiful dikonfirmasi, Senin (12/2/2018).

Mantan Kepala Badan Diklat Jatim tersebut mengungkapkan, pendaftaran dan seleksi siswa baru akan dilakukan lebih awal dari sekolah umum.

Sebab, dalam rangkaian seleksi siswa, SMAN Taruna Angkasa membutuhkan waktu jauh lebih panjang.

“Maret bulan depan ini coba kita buka pendaftarannya,” ungkap Saiful.

KSAU Marsekal TNI Yuyu Sutisna mengapresiasi atas kerjasama yang telah dibangun.

Pihaknya berjanji totalitas menyalurkan seluruh potensi yang dimiliki AU untuk pengembangan SMAN Taruna Angkasa. Baik dalam hal pendidikan maupun pengasuhan selama di asrama sekolah.

Selain pembelajaran di sekolah, para siswa juga akan dikenalkan dengan kompetensi terkait penerbangan secara teknis. Mulai dari mesin maupun avionic pada pesawat.

“Karena kalau hanya di dalam kelas saja pengetahuannya kurang. Pokoknya kami akan full mencurahkan untuk pengembangan SMAN Taruna Angkasa ini,” ungkap jendral bintang empat itu.

KSAU Yuyu Sutisna menegaskan, sekolah ini akan mengedepankan nilai-nilai bela negara kedisiplinan, serta kedirgantaraan. Kendati demikian, pihaknya memastikan selama menjalani masa pendidikan, model militerisme apalagi kekerasan di sekolah tidak akan digunakan.

“Sekolah ini adalah sekolah unggulan. Output dari sekolah ini akan kita butuhkan untuk mengembangkan sumber daya di AU. Kalau mereka sudah berwawasan, maka akan mudah bagi kami menerimanya,” tutur Yuyu Sutisna.

Yuyu Sutisna mengungkapkan, disiplin yang akan digunakan adalah disiplin yang mendidik. Bukan cara-cara kekerasan seperti pemukulan dan sebagainya. Dengan disiplin itu, rasa hormat dan kepatuhan anak kepada orangtua, guru maupun kepada pimpinan akan terbentuk.

Penulis: Sulvi Sofiana
Editor: Parmin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *